BAB II
PEMBAHASAN
SPEKTROMETER RESONANSI MAGNETIK INTI
Latar Belakang
Spektrofotometer Resonansi Magnetik Inti (RMI)
Sebelum era 1950 para ilmuwan khususnya yang berkecimpung dalam bidang kimia organik mersakan kurang puas terhadap apa yang telah dicapai dalam analisis instrumental. Kekurangpuasan mereka terutama dari segi analisis kuantitatif, penentuan struktur dan gugus hidrokarbon yang dirasa banyak memberikan informasi.
Pada waktu itu dirasa perlu menambah anggota teknik spektroskopi untuk tujuan lebih banyak memberikan informasi gugus hidrokarbon dalam molekul. Dua orang ilmuwan dari USA pada tahun 1951 yaitu Felix Bloch dan Edwardo M. Purcell (dari Harvard university) menemukan bahwa inti atom terorientasi terhadap medan magnet.
Selanjutnya menurut Bloch dan Purcell setiap proton di dalam molekul yang sifat kimianya berbeda akan memberikan garis-garis resonansi orientasi magnet yang diberikan berbeda.
Bertolak dari penemuan ini lahirlah metode baru sebagai anggota baru teknik soektroskopi yang diberi nama “Nuclear Magnetic Resonance (NMR)”.
Para ilmuwan di Indonesia mempopulerkan metode ini dengan nama spektrofotometer Resonansi Magnet Inti (RMI). Spektrofotometri RMI sangat penting artinya dalam analisis kualitatif, khususnya dalam penentuan struktur molekul zat organik. Spektrum RMI akan mampu menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan inti atom yang spesifik seperti:
Gugus apa yang dihadapi?
Di mana lokasinya gugus tersebut dalam molekul?
Beberapa jumlah gugus tersebut dalam molekul?
Siapa dan dimana gugus tetangganya?
Bagaimana hubungan gugus tersebut dengan tetangganya?
Hasil spektoskopi RMI seringkali merupakan penegasan urutan gugus atau susunan atom dalam satu molekul yang menyeluruh.
Fenomena Resonansi Magnet Inti dan Tingkat energinya
Setiap atom dalam sistem susunan berkala mempunyai lambang tertentu disertai nomor dan bilangan massa adalah sebuah atom x yang mempunyai nomor atom (a) dan massa relatif (b). Nomor atom menunjukkan jumah proton dalam inti sedangkan massa atom relatif menunjukkan jumlah netron dan proton dalam inti atom. Sebagai contoh adalah adalah atom karbon yang massa atom relatifnya (12), jumlah proton (6) dan netron (6).
Postulat dari Pauli (1924) mengatakan bahwa elektron yang mengelilingi inti atom pada keaadaan asas akan bergasing, demikian juga inti atom. Setiap lintasan elektron terisi dengan dua elektron yang berpasangan, artinya memberikan arah gasing yang berbeda. Sehingga elektron yang berpasangan tersebur tidak terorientasi oleh medan magnet luar atau bersifat diamagnetik.
Jadi ada suatu atom yang bersifat magnetik semata-mata disebabkan ada sisa pergasingan dari inti atom. Percobaan yang dilakukan oleh Bloch dan Purcell membuktikan bahwa inti atom akan menyerap radiasi elektromagnetik pada medan magnet luar yang kuat. Kesimpulan dari percobaan ini berarti inti atom tersebut terorientasi terhadap medan magnet.
Instrumentasi Spektrometer RMI
Setiap atom dalam sistem susunan berkala mempunyai lambang tertentu disertai nomor dan bilangan massa adalah sebuah atom x yang mempunyai nomor atom (a) dan massa relatif (b). Nomor atom menunjukkan jumah proton dalam inti sedangkan massa atom relatif menunjukkan jumlah netron dan proton dalam inti atom. Sebagai contoh adalah adalah atom karbon yang massa atom relatifnya (12), jumlah proton (6) dan netron (6).
Postulat dari Pauli (1924) mengatakan bahwa elektron yang mengelilingi inti atom pada keaadaan asas akan bergasing, demikian juga inti atom. Setiap lintasan elektron terisi dengan dua elektron yang berpasangan, artinya memberikan arah gasing yang berbeda. Sehingga elektron yang berpasangan tersebur tidak terorientasi oleh medan magnet luar atau bersifat diamagnetik.
Jadi ada suatu atom yang bersifat magnetik semata-mata disebabkan ada sisa pergasingan dari inti atom. Percobaan yang dilakukan oleh Bloch dan Purcell membuktikan bahwa inti atom akan menyerap radiasi elektromagnetik pada medan magnet luar yang kuat. Kesimpulan dari percobaan ini berarti inti atom tersebut terorientasi terhadap medan magnet.
Instrumentasi Spektrometer RMI
Bagian yang terpenting dari spektrofotometer RMI adalah :
1. Magnet kutub utara dan selatan yang
dapat diubah kekuatannya dalam rentang kecil tertentu. Induksi medan magnet
magnetic flux density dinyatakan dalam standar internasional (SI), yang
disimbolkan sebagai H0, dengan satuan kekuatan dalam Tesla (T). Kekuatan medan
magnet RMI harus disesuaikan terhadap momen magnet inti proton atau Untuk
spektrometer RMI umum dipakai Ho = 2,35 T yang sesuai dengan frekuensi 100 MHz.
·
Ada
tiga jenis magnet yang dipakai :
·
Magnet
yang permanen,
·
Eletromagne
·
Magnet
superkonduksi
Pemancar
(transmisi) frekuensi Radio
2. Pancaran frekuensi Radio (RF) dibuat tetap. Oleh sebab itu spektrum RMI adalah merupakan grafik yang menunjukkan banyaknya energi yang diabsorpsi oleh inti atom dirajah terhadap kuat medan magnet luar (Ho).
3. Tempat sampel merupakan tabung gelas yang diletakkan di antara dua magnet utara dan selatan. Tabung gelas ini tempatnya dalam lilitan kumparan RF. Tabung sampel ini bergasing vertikal, berkekuatan di atas 25 Hz dengan memakai pemutar turbin udara.
Atom
hidrogen sebagai magnet kecil
Jika anda mempunyai suatu kmpas jarum, biasanya akan mengarah pada medan magnet bumi dengan arah utara. Jika jarum kompas tersebut anda putar dengan jari sehingga menunjukkan arah selatan – arah yang berlawanan dengan medan magnet bumi. Posisi ini sangat tidak stabil karena berlawanan dengan arah medan magnet bumi, dan jika anda membiarkannya jarum akan segera kembali ke posisi semula yang lebih stabil.
Jika anda mempunyai suatu kmpas jarum, biasanya akan mengarah pada medan magnet bumi dengan arah utara. Jika jarum kompas tersebut anda putar dengan jari sehingga menunjukkan arah selatan – arah yang berlawanan dengan medan magnet bumi. Posisi ini sangat tidak stabil karena berlawanan dengan arah medan magnet bumi, dan jika anda membiarkannya jarum akan segera kembali ke posisi semula yang lebih stabil.
Inti
hidrogen juga mempunyai perilaku seperti magnet kecil dan inti-inti hidrogen
dapat juga diatur arahnya agar sesuai dengan arah medan magnet luar atau
berlawanan dengan arah medan magnet luar. Arah yang berlawanan dengan medan
adalah tak stabil (energinya tinggi). Ini memungkinkan untuk mengubah arahnya
dari yang lebih stabil ke kurang stabil dengan memberikan energi yang sesuai.
Energi
yang dibutuhkan untuk mengubahnya tergantung pada kekuatan medan magnet luar
yang digunakan, tetapi biasanya dalam kisaran gelombang radio – pada frekuansi
antara 60 – 100 MHz. (frekuansi radio BBC 4 adalah diantara 92-95 MHz!)
Hal ini memungkinkan untuk mendeteksi hubungan antara gelombang radio pada frekuensi tertentu dengan perubahan orientasi proton sebagai suatu puncak dalam grafik. Perubahan proton dari satu arah ke arah lain oleh gelombang radio disebut dengan kondisi resonansi.
Hal ini memungkinkan untuk mendeteksi hubungan antara gelombang radio pada frekuensi tertentu dengan perubahan orientasi proton sebagai suatu puncak dalam grafik. Perubahan proton dari satu arah ke arah lain oleh gelombang radio disebut dengan kondisi resonansi.
Pengaruh
lingkungan kimia atom hidrogen
Mungkinkah kita mendapatkan suatu proton yang terisolasi, kenyataannya proton mempunyai sesuatu yang mengelilinginya – terutama elektron. Adanya elektron ini akan mengurangi pengaruh medan magnet luar yang dirasakan oleh inti hidrogen.
Mungkinkah kita mendapatkan suatu proton yang terisolasi, kenyataannya proton mempunyai sesuatu yang mengelilinginya – terutama elektron. Adanya elektron ini akan mengurangi pengaruh medan magnet luar yang dirasakan oleh inti hidrogen.
Misalkan
anda menggunakan frekuensi radio 90 MHz, dan anda mengatur besarnya medan
magnet sehingga suatu proton yang terisolasi dalam kondisi resonansi.
Jika anda mengganti proton yang terisolasi dengan proton yang terhubung dengan sesuatu, proton tidak akan merasakan pengaruh yang penuh dari medan luar dan akan berhenti beresonansi(berubah dari satu arah magnetik ke arah yang lain). Kondisi resonansi tergantung pada adanya kombinasi yang tepat antara medan magnet luar dan frekuensi radio.
Bagaimanakah anda mengembalikan kondisi resonansi? Anda dapat sedikit meningkatkan medan magnet luar untuk mengimbangi pengaruh elektron.
Misalnya anda menghubungkan hidrogen dengan sesuatu yang lebih elektronegatif. Elektron dalam ikatan akan makin menjauh dari inti hidrogen, sehingga pengaruhnya terhadap medan magnet di sekitar hidrogen akan berkurang.
Jika anda mengganti proton yang terisolasi dengan proton yang terhubung dengan sesuatu, proton tidak akan merasakan pengaruh yang penuh dari medan luar dan akan berhenti beresonansi(berubah dari satu arah magnetik ke arah yang lain). Kondisi resonansi tergantung pada adanya kombinasi yang tepat antara medan magnet luar dan frekuensi radio.
Bagaimanakah anda mengembalikan kondisi resonansi? Anda dapat sedikit meningkatkan medan magnet luar untuk mengimbangi pengaruh elektron.
Misalnya anda menghubungkan hidrogen dengan sesuatu yang lebih elektronegatif. Elektron dalam ikatan akan makin menjauh dari inti hidrogen, sehingga pengaruhnya terhadap medan magnet di sekitar hidrogen akan berkurang.
Untuk
mengembalikan hidrogen pada kondisi resonansi, anda harus sedikit meningkatkan
medan magnet luar untuk mengimbangi pengaruh elektron – tetapi tidak sebanyak
jika hidrogen berada didekat atom X.
Untuk suatu frekuensi radio yang diberikan (katakanlah, 90 MHz) atom hidrogen membutuhkan sedikit medan magnet untuk membuatnya beresonansi yang besarnya tergantung pada apa yang ada didekatnya – dengan kata lain kebutuhan medan magnet adalah untuk mengarahkan lingkungan atom hidrogen dalam suatu molekul.
Ciri-ciri spektrum RMI
Spektrum RMI yang sederhana adalah seperti berikut:
Spektrum RMI yang sederhana adalah seperti berikut:
Puncak
Pada gambar terdapat dua puncak karena ada dua lingkungan hidrogen yang berbeda – dalam gugus CH3 dan gugus COOH yang mengandung oksigen. Mereka berada pada posisi yang berbeda dalam spektrum karena membutuhkan medan magnet luar yang sedikit berbeda untuk menyebabkannya beresonansi pada frekuensi radio tertentu.
Ukuran kedua puncak memberikan informasi yang penting, yaitu banyaknya atom hidrogen dalam tiap-tiap lingkungan. Bukan tinggi puncaknya tetapi perbandigan luas area di bawah puncak. Jika anda dapat menghitung luas area di bawah puncak pada diagram di atas, anda akan mendapatkan perbandingannya 3 (untuk puncak yang besar) dan 1 (untuk yang kecil).
Perbandingan 3:1 menunjukkan banyaknya atom hidrogen dalam dua lingkungan yang berbeda – hal ini sesuai untuk CH3COOH.
Perlunya standar sebagai pembanding – TMS
Sebelum kita menjelaskan makna skala pada posisi horisontal, kita akan menjelaskan tentang titik nol - pada bagian kanan skala. Nol adalah titik dimana anda akan mendapatkan suatu puncak yang disebabkan oleh atom-atom hidrogen dalam tetrametilsilan – biasanya disebut dengan TMS. Setiap pembacaan spektrum RMI akan dibandingkan dengan TMS ini.
Pada gambar terdapat dua puncak karena ada dua lingkungan hidrogen yang berbeda – dalam gugus CH3 dan gugus COOH yang mengandung oksigen. Mereka berada pada posisi yang berbeda dalam spektrum karena membutuhkan medan magnet luar yang sedikit berbeda untuk menyebabkannya beresonansi pada frekuensi radio tertentu.
Ukuran kedua puncak memberikan informasi yang penting, yaitu banyaknya atom hidrogen dalam tiap-tiap lingkungan. Bukan tinggi puncaknya tetapi perbandigan luas area di bawah puncak. Jika anda dapat menghitung luas area di bawah puncak pada diagram di atas, anda akan mendapatkan perbandingannya 3 (untuk puncak yang besar) dan 1 (untuk yang kecil).
Perbandingan 3:1 menunjukkan banyaknya atom hidrogen dalam dua lingkungan yang berbeda – hal ini sesuai untuk CH3COOH.
Perlunya standar sebagai pembanding – TMS
Sebelum kita menjelaskan makna skala pada posisi horisontal, kita akan menjelaskan tentang titik nol - pada bagian kanan skala. Nol adalah titik dimana anda akan mendapatkan suatu puncak yang disebabkan oleh atom-atom hidrogen dalam tetrametilsilan – biasanya disebut dengan TMS. Setiap pembacaan spektrum RMI akan dibandingkan dengan TMS ini.
Anda akan menemukan puncak pada
beberapa spektra RMI yang ditimbulkan oleh TMS (pada nol), dan yang lainnya
akan menjauhi puncak TMS ke sebelah kiri. Pada dasarnya, jika anda akan
menganalisis spektrum dengan suatu puncak pada nol, anda dapat mengabaikannya
karena itu adalah puncak dari TMS.
TMS dipilih sebagai standar karena beberapa alasan, diantaranya:
TMS dipilih sebagai standar karena beberapa alasan, diantaranya:
- TMS mempunyai 12 atom hidrogen yang semuanya memiliki lingkungan kimia yang sama. Mereka terikat oleh atom yang sama dengan cara yang sama sehingga tidak hanya menghasilkan puncak tunggal tetapi juga puncak yang kuat (karena ada banyak atom hidrogen).
- Hidrogen pada senyawa ini lebih terlindungi dibandingkan pada senyawa lain karena adanya elektron-elektron ikatan C-H. Ini artinya inti hidrogen lebih terlindungi dari medan magnet luar, dan anda harus meningkatkan medan magnet untuk membawa hidrogen ini kembali ke kondisi resonansinya.
Pengaruh dari hal ini adalah TMS menghasilkan puncak yang
ekstrim pada sisi kanan. Dan puncak lain akan muncul di sebelah kirinya.
Pergeseran kimia
Skala horisontal ditunjukkan sebagai (ppm). dinamakan pergeseran kimia/chemical shift dan dihitung dalam bagian per juta/parts per million – ppm.
Suatu puncak dengan pergeseran kimia, misalnya 2.0 artinya atom-atom hidrogen yang memunculkan puncak tersebut memerlukan medan magnet 2 juta lebih kecil dari medan yang dibutuhkan oleh TMS untuk menghasilkan resonansi.
Suatu puncak pada pergeseran kimia 2.0 dikatakan mempunyai medan lebih rendah dari TMS (downfiled).
Pelarut untuk spektroskopi RMI
Spektra RMI biasanya ditentukan dari larutan substansi yang akan dianalisis. Untuk itu pelarut yang digunakan tidak boleh mengandung atom hidrogen, karena adanya atom hidrogen pada pelarut akan mengganggu puncak-puncak spektrum.
Ada dua cara untuk mencegah gangguan oleh pelarut. Anda dapat menggunakan pelarut seperti tetraklorometana, CCl4, yang tidak mengandung hidrogen, atau anda dapat menggunakan pelarut yang atom-atom hidrogennya telah diganti dengan isotopnya, deuterium, sebagai contoh CDCl3 sebagai ganti CHCl3. Semua spektrum RMI pada bagian ini menggunakan CDCl3 sebagai pelarut.
Pergeseran kimia
Skala horisontal ditunjukkan sebagai (ppm). dinamakan pergeseran kimia/chemical shift dan dihitung dalam bagian per juta/parts per million – ppm.
Suatu puncak dengan pergeseran kimia, misalnya 2.0 artinya atom-atom hidrogen yang memunculkan puncak tersebut memerlukan medan magnet 2 juta lebih kecil dari medan yang dibutuhkan oleh TMS untuk menghasilkan resonansi.
Suatu puncak pada pergeseran kimia 2.0 dikatakan mempunyai medan lebih rendah dari TMS (downfiled).
Pelarut untuk spektroskopi RMI
Spektra RMI biasanya ditentukan dari larutan substansi yang akan dianalisis. Untuk itu pelarut yang digunakan tidak boleh mengandung atom hidrogen, karena adanya atom hidrogen pada pelarut akan mengganggu puncak-puncak spektrum.
Ada dua cara untuk mencegah gangguan oleh pelarut. Anda dapat menggunakan pelarut seperti tetraklorometana, CCl4, yang tidak mengandung hidrogen, atau anda dapat menggunakan pelarut yang atom-atom hidrogennya telah diganti dengan isotopnya, deuterium, sebagai contoh CDCl3 sebagai ganti CHCl3. Semua spektrum RMI pada bagian ini menggunakan CDCl3 sebagai pelarut.
Atom-atom
deuterium mempunyai sifat-sifat magnetik yang sedikit berbeda dari hidrogen,
sehingga mereka akan menghasilkan puncak pada area spektrum yang berbeda.
KEGUNAAN NMR
Banyak
informasi yang dapat diperoleh dari spektra NMR. Pada umumnya metode ini
berguna sekali untuk mengidentifikasi struktur senyawa atau rumus bangun
molekul senyawa organik. Meskipun Spektroskopi Infra Merah juga dapat digunakan
untuk tujuan tersebut, analisis spektra NMR mampu memberikan informasi yang
lebih lengkap.
Dampak
spektroskopi NMR pada senyawa bahan alam sangat penting. Ini dapat digunakan
untuk mempelajari campuran analisis, untuk memahami efek dinamis seperti
perubahan pada suhu dan mekanisme reaksi, dan merupakan instrumen tak ternilai
untuk memahami struktur dan fungsi asam nukleat dan protein. Teknik ini dapat
digunakan untuk berbagai variasi sampel, dalam bentuk padat atau pun larutan.
PRINSIP
KERJA SPEKTROFOTOMETRI RESONANSI MAGNETIK INTI
Metode
spektrofotometri jenis ini didasarkan pada penyerapan energi oleh partikel yang
sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat. Energi yang dipakai dalam
pengukuran dengan metode ini berada pada daerah gelombang radio 75-0,5 m atau
pada frekuensi 4-600 MHz, yang bergantung pada jenis inti yang diukur.
Inti
yang dapat diukur dengan NMR yaitu :
a.
Bentuk bulat
b.
Berputar
c.
Bilangan kuantum spin = ½
d.
Jumlah proton dan netron ganjil, contoh : 1H, 19F, 31P, 11B, 13C
Di
dalam medan magnet, inti aktif NMR (misalnya 1H atau 13C) menyerap pada
frekuensi karakteristik suatu isotop. Frekuensi resonansi, energi absorpsi dan
intensitas sinyal berbanding lurus dengan kekuatan medan magnet. Sebagai
contoh, pada medan magnet 21 tesla, proton beresonansi pada 900 MHz. nilai
magnet 21 T dianggap setara dengan magnet 900 MHZ, meskipun inti yang berbeda
beresonansi pada frekuensi yang berbeda.
Di
Medan magnet bumi, inti yang sama beresonansi pada frekuensi audio. Fenomena
ini dimanfaatkan oleh spektrometer NMR medan bumi, yang lebih murah dan mudah
dibawa. Instrumen ini biasa digunakan untuk keperluan kerja lapangan dan
pengajaran.
RESONANSI MAGNETIK NUKLIR
Resonansi magnetik nuklir (NMR) adalah
sebuah fenomena fisik di mana inti magnetik dalam
medan magnet menyerap dan memancarkan kembali radiasi elektromagnetik . Energi ini pada
khusus resonansi frekuensi yang bergantung pada kekuatan medan magnet
dan sifat magnetik dari isotop dari atom. NMR memungkinkan pengamatan khusus kuantum mekanik magnetik sifat-sifat inti atom . Banyak teknik ilmiah
mengeksploitasi fenomena NMR untuk mempelajari fisika molekuler , kristal , dan non-kristal bahan melalui spektroskopi NMR . NMR juga secara rutin
digunakan secara canggih dalam teknik pencitraan medis, seperti dalam pencitraan resonansi magnetik (MRI).
Fitur utama dari NMR adalah bahwa resonansi frekuensi zat tertentu secara langsung proporsional
dengan kekuatan medan magnet diterapkan. Ini adalah fitur yang dimanfaatkan
dalam teknik pencitraan, jika sampel ditempatkan dalam medan magnetik
non-seragam maka frekuensi resonansi dari inti sampel tergantung pada tempat di
lapangan mereka berada. Sejak resolusi teknik pencitraan tergantung pada
besarnya medan magnet gradien , banyak upaya dilakukan untuk mengembangkan kekuatan
medan meningkat, sering menggunakan superkonduktor . Efektivitas NMR juga dapat
diperbaiki dengan menggunakan hyperpolarization , dan / atau menggunakan
dua dimensi, tiga dimensi dan dimensi yang lebih tinggi multi frekuensi teknik.
Prinsip NMR biasanya melibatkan dua langkah
berurutan:
- Alignment (polarisasi) dari spin magnetik nuklir dalam, diterapkan konstan medan magnet H 0.
- Para perturbasi ini keselarasan dari spin nuklir dengan menggunakan elektro-magnetik, biasanya frekuensi radio (RF) pulsa. Perturbing frekuensi yang dibutuhkan tergantung pada medan magnet statis (H 0) dan inti pengamatan.
Dua bidang yang biasanya dipilih untuk menjadi tegak lurus satu sama lain karena hal ini
memaksimalkan kekuatan sinyal NMR. Respon yang dihasilkan oleh magnetisasi
total (M) dari spin nuklir adalah fenomena yang dimanfaatkan dalam spektroskopi NMR dan pencitraan resonansi magnetik . Kedua
penggunaan intensif diterapkan medan magnet (H 0) dalam
rangka mencapai dispersi dan stabilitas yang sangat tinggi untuk memberikan resolusi spektral , dengan rincian yang
dijelaskan oleh pergeseran kimia , yang efek Zeeman , dan pergeseran Ksatria (dalam logam).
Fenomena NMR juga digunakan dalam bidang rendah-NMR , NMR spektroskopi dan MRI di
medan magnet bumi (disebut sebagai ladang NMR
Bumi ), dan dalam beberapa jenis magnetometer .
Sejarah
Resonansi magnetik nuklir pertama kali dijelaskan
dan diukur dalam balok molekul dengan Isidor Rabi pada tahun 1938, dan pada tahun 1944, Rabi dianugerahi Hadiah Nobel dalam fisika untuk pekerjaan
ini. Pada tahun 1946, Felix Bloch dan Edward Mills Purcell memperluas Teknik
untuk digunakan pada cairan dan padatan, yang mereka berbagi Hadiah Nobel dalam Fisika
pada tahun 1952.
Purcell telah bekerja pada pengembangan radar selama Perang Dunia II di Massachusetts Institute of Technology
's Laboratorium Radiasi . Karyanya selama
proyek pada produksi dan deteksi listrik frekuensi radio dan penyerapan daya RF
seperti oleh materi meletakkan latar belakang untuk penemuan Rabi NMR.
Rabi, Bloch, dan Purcell melihat bahwa inti
magnetik, seperti H dan P , bisa menyerap energi RF bila ditempatkan dalam medan
magnetik dari sebuah kekuatan khusus untuk identitas inti. Ketika penyerapan
ini terjadi, inti digambarkan sebagai berada dalam resonansi. Berbeda
inti atom dalam molekul beresonansi pada berbeda (radio) frekuensi untuk
kekuatan medan magnet yang sama. Pengamatan seperti frekuensi resonansi
magnetik inti hadir dalam molekul memungkinkan setiap pengguna dilatih untuk
menemukan penting, informasi tentang struktur kimia dan molekul.
Pengembangan NMR sebagai suatu teknik di bidang kimia analitik dan biokimia sejalan dengan perkembangan teknologi elektromagnetik
dan canggih elektronik dan pengenalan mereka ke penggunaan sipil.
Prinsip kerja NMR
Banyak
inti (atau lebih tepat, inti dengan paling tidak jumlah proton atau neutronnya
ganjil) dapat dianggap sebagai magnet kecil. Inti seperti proton (1H
atau H-1) dan inti karbon-13 (13C atau C-13; kelimpahan alaminya
sekitar 1%). Karbon -12 (12C), yang dijadikan standar penentuan
massa, tidak bersifat magnet.
Bila
sampel yang mengandung 1H atau 13C (bahkan semua senyawa
organik) ditempatkan dalam medan magnet, akan timbul interaksi antara medan
magnet luar tadi dengan magnet kecil (inti). Karena ada interaksi ini, magnet
kecil akan terbagi atas dua tingkat energi (tingkat yang sedikit agak lebih
stabil (+) dan keadaan yang kurang stabel (-)) yang energinya berbeda. Karena
dunia inti adalah dunia mikroskopik, energi yang berkaitan dengan inti ini
terkuantisasi, artinya tidak kontinyu. Perbedaan energi antara dua keadaan
diberikan oleh persamaan.
E = γhH/2π(13.4)
H kuat
medan magnet luar (yakni magnet spektrometer), h tetapan Planck, γ tetapn khas
bagi jenis inti tertentu, disebut dengan rasio giromagnetik dan untuk proton
nilainya 2,6752 x 108 kg-1 s A (A= amper)??
Bila
sampel disinari dengan gelombang elektromagnetik ν yang berkaitan dengan
perbedaan energi E, yakni,
E = hν (13.5)
inti dalam
keadaan (+) mengabsorbsi energi ini dan tereksitasi ke tingkat energi (-).
Proses mengeksitasi inti dalam medan magnetik akan mengabsorbsi energi
(resonansi) disebut nuclear magnetic resonance (NMR)??
Frekuensi
gelombang elektromagnetik yang diabsorbsi diungkapkan sebagai fungsi H.
ν = γH/2π(13.6)
Bila
kekuatan medan magnet luar, yakni magnet spektrometer, adalah 2,3490 T(tesla; 1
T = 23490 Gauss), ν yang diamati sekitar 1 x 108 Hz = 100 MHz??ilai
frekuensi ini di daerah gelombang mikro.
Secara
prinsip, frekuensi gelombang elektromagnetik yang diserap ditentukan oleh
kekuatan magnet dan jenis inti yang diamati. Namun, perubahan kecil dalam
frekuensi diinduksi oleh perbedaan lingkungan kimia tempat inti tersebut
berada. Perubahan ini disebut pergeseran kimia.
Dalam
spektroskopi 1H NMR, pergeseran kimia diungkapkan sebagai nilai
relatif terhadap frekuensi absorpsi (0 Hz) tetrametilsilan standar (TMS) (CH3)4Si??ergeseran
kimia tiga jenis proton dalam etanol CH3CH2OH adalah
sekitar 105??25 dan 490 Hz bila direkam dengan spektrometer dengan magnet 2 1140
T (90 MHz) (Gambar 13.6(a))??arena frekuensi absorpsi proton adalah 0,9 x 108Hz
(90 MHz), pergeseran kimia yang terlibat hanya bervariasi sangat kecil.
Frekuensi
resonansi (frekuensi absorpsi) proton (atau inti lain) sebanding dengan
kekuatan magnet spektrometer. Perbandingan data spektrum akan sukar bila
spektrum yang didapat dengan magnet berbeda kekuatannya. Untuk mencegah
kesukaran ini, skala δ, yang tidak bergantung pada kekuatan medan magnet,
dikenalkan. Nilai δ didefinisikan sebagai berikut.
δ = (ν/ν) x 106 (ppm) (13.7)
ν perbedaan frekuensi resonansi (dalam Hz) inti yang
diselidiki dari frekuensi standar TMS (dalam banyak kasus) dan ν frek uensi
(dalam Hz) proton ditentukan oleh spektrometer yang sama. Anda harus sadar
bahwa Hz yang muncul di pembilang dan penyebut persamaan di atas dan oleh
karena itu saling meniadakan. Karena nilai ν/ν sedemikian kecil, nilainya
dikalikan dengan 106. Jadi nilai δ diungkapkan dalam satuan ppm.
Untuk
sebagian besar senyawa, nilai δ proton dalam rentang 0-10 ppm. Nilai δ tiga
puncak etanol di Gambar 13. 6 adalah 1,15; 3,6 dan 5,4??
Penemuan
pergeseran kimia memberikan berbagai kemajuan dalam kimia. Sejak itu
spektroskopi NMR telah menjadi alat yang paling efektif untuk menentukan
struktur semua jenis senyawa. Pergeseran kimia dapat dianggap sebagai ciri
bagian tertentu struktur. Misalnya, pergeseran kimia proton dalam gugus metil
sekitar 1 ppm apappun struktur bagian lainnya. Lebih lanjut, seperti yang
ditunjukkan di Gambar 13.6, dalam hal spektra 1H NMR, intensitas
sinyal terintegrasi sebanding dengan jumlah inti yang relevan dengan sinyalnya.
Hal ini akan sangat membantu dalam penentuan struktur senyawa organik.
Kopiling spin-spin
Bahkan
bila pergeseran kimia adalah satu-satunya informasi yang dihasilkan oleh
spektroskopi NMR, nilai informasi dalam penentuan struktural senyawa organik
sangat besar maknanya. Selain itu, spektroskopi NMR dapat memberikan informasi
tambahan, yakni informasi yang terkait dengan kopling spin-spin.
Sebagaimana
sudah Anda pelajari, tingkat energi inti (yakni, proton) terbelah menjadi
keadaan berenergi tinggi dan rendah. Selain itu, tingkat-tingkat energi ini
membelah lebih lanjut karena interaksi dengan inti tetangganya (inti-inti
adalah magnet-magnet sangat kecil juga). Pembelahan ini sangat kecil tetapi
akan memiliki akibat yang penting, yakni, pembelahannya tidak dipengaruhi oleh
kekuatan medan magnet spektrometer. Pembelahannya hanya bergantung pada
interaksi inti-inti.
Bila
spektrum 1H NMR etanol diukur dengan kondi si lebih baik (uakni
resolusi lebih baik), sinyal CH3- dan CH2- tebelah
menjadi multiplet . Pembelahan ini karena adanya kopling spin-spin antar
proton. Spektra yang menunjukkan pembelahan kopling spin-spin ini disebut
spektra resolusi tinggi. Sedang spektra yang tidak menunjukkan pembelahan ini
disebut spektra resolusi rendah.
Spektroskopi NMR
NMR spektroskopi adalah salah satu teknik utama
yang digunakan untuk mendapatkan informasi fisik, kimia, elektronik dan tentang
struktur molekul karena baik pergeseran kimia, efek Zeeman , atau pergeseran Ksatria efek, atau kombinasi dari
keduanya, pada frekuensi resonansi inti hadir dalam sampel. Ini adalah teknik
yang kuat yang dapat memberikan informasi rinci tentang topologi, dinamika dan
struktur tiga dimensi molekul dalam larutan dan keadaan padat. Dengan demikian,
informasi struktural dan dinamis dapat diperoleh (dengan atau tanpa berputar
"sudut ajaib" (MAS)) dari studi NMR quadrupolar inti (yaitu,
orang-orang inti dengan spin S> 1 / 2)
bahkan di hadapan magnet " dipol - dipol "memperluas interaksi (atau hanya,
memperluas dipole) yang selalu jauh lebih kecil daripada kekuatan interaksi
quadrupolar karena merupakan magnet vs efek interaksi listrik.
Informasi struktural dan kimia tambahan dapat
diperoleh dengan melakukan double-kuantum eksperimen NMR untuk inti quadrupolar
seperti H . Selain itu, resonansi magnetik nuklir adalah salah satu
teknik yang telah digunakan untuk merancang automata kuantum, dan juga
membangun dasar komputer kuantum .
Gelombang Kontinu (CW) spektroskopi
Pada dekade pertama beberapa, nuklir
spektrometer resonansi magnetik menggunakan teknik yang
dikenal sebagai gelombang kontinyu spektroskopi (CW
spektroskopi). Meskipun spektrum NMR bisa, dan telah, diperoleh dengan
menggunakan medan magnet tetap dan menyapu frekuensi radiasi elektromagnetik , ini lebih
biasanya terlibat menggunakan sumber frekuensi tetap dan memvariasikan saat ini
(dan karenanya medan magnet) dalam sebuah elektromagnet untuk mengamati penyerapan
resonan sinyal. Ini adalah asal berlawanan dengan intuisi, tetapi masih umum,
"lapangan tinggi" dan "lapangan rendah" terminologi untuk
frekuensi rendah dan frekuensi tinggi daerah masing-masing dari spektrum NMR.
CW spektroskopi tidak efisien dibandingkan dengan analisis Fourier teknik (lihat di bawah) karena
respon NMR probe pada frekuensi individu dalam suksesi. Karena sinyal NMR
intrinsik lemah, spektrum diamati menderita miskin rasio signal-to-noise . Hal ini dapat
diatasi dengan sinyal rata-rata yaitu menambahkan spektra dari pengukuran
berulang. Sementara sinyal NMR adalah konstan antara scan dan menambahkan
linear, yang acak kebisingan menambahkan lebih lambat - proporsional dengan akar kuadrat- dari jumlah spektrum (lihat jalan acak ). Oleh karena itu rasio
signal-to-noise keseluruhan meningkat sebagai akar kuadrat-dari jumlah spektra
diukur.
Transformasi Fourier spektroskopi
Kebanyakan aplikasi NMR spektra NMR melibatkan
penuh, yaitu intensitas sinyal NMR sebagai fungsi dari frekuensi. Awal upaya
untuk memperoleh spektrum NMR lebih efisien daripada metode sederhana yang
terlibat CW menerangi target secara simultan dengan lebih dari satu frekuensi.
Sebuah revolusi dalam NMR terjadi ketika pulsa pendek radiasi frekuensi radio
mulai digunakan - berpusat di tengah spektrum NMR. Dalam terminologi sederhana,
sebuah pulsa persegi pendek frekuensi yang diberikan "pembawa"
"berisi" rentang frekuensi berpusat sekitar frekuensi pembawa, dengan
kisaran eksitasi ( bandwith ) yang berbanding terbalik dengan
durasi pulsa. Para Transformasi Fourier dari sekitar gelombang persegi berisi kontribusi dari semua
frekuensi di sekitar frekuensi utama). Kisaran frekuensi terbatas NMR
membuatnya relatif mudah digunakan pendek (milidetik untuk mikrodetik) pulsa
frekuensi radio untuk merangsang seluruh spektrum NMR.
Menerapkan seperti pulsa untuk satu set spin nuklir
secara bersamaan menggairahkan semua transisi kuantum tunggal NMR. Dalam hal
vektor magnetisasi bersih, ini sesuai dengan memiringkan vektor magnetisasi
jauh dari posisi kesetimbangan (sejajar sepanjang medan magnet eksternal).
Out-of-ekuilibrium presesi vektor magnetisasi tentang vektor medan magnet
eksternal pada frekuensi NMR dari spin. Ini vektor magnetisasi osilasi menginduksi arus di koil pick-up di
dekatnya, menciptakan sinyal listrik berosilasi pada frekuensi NMR. Sinyal ini
dikenal sebagai peluruhan induksi bebas (FID), dan berisi
jumlah vektor dari respon NMR dari semua berputar bersemangat. Dalam rangka
untuk memperoleh frekuensi-domain NMR spektrum (NMR penyerapan intensitas vs frekuensi NMR) ini
sinyal waktu-domain (intensitas vs waktu) harus Fourier berubah . Untungnya pengembangan
Fourier Transform NMR bertepatan dengan perkembangan komputer digital dan digital Fast Fourier Transform . Metode Fourier
dapat diterapkan untuk berbagai jenis spektroskopi. (Lihat artikel lengkap di spektroskopi Fourier transform
.)
Richard R. Ernst adalah salah satu pelopor
pulsa NMR, dan ia memenangkan Hadiah Nobel dalam bidang kimia
pada tahun 1991 untuk karyanya pada Fourier Transform NMR dan pembangunan
multi-dimensi NMR (lihat di bawah).
Multi-dimensi Spektroskopi NMR
Penggunaan pulsa dari berbagai bentuk, frekuensi
dan jangka waktu dalam pola khusus dirancang atau urutan pulsa
spectroscopist memungkinkan untuk mengekstrak berbagai jenis informasi tentang
molekul. Multi-dimensi spektroskopi resonansi magnetik nuklir adalah semacam FT
NMR di mana setidaknya ada dua pulsa, dan sebagai percobaan diulang, urutan
pulsa yang bervariasi. Dalam resonansi magnetik nuklir multidimensi akan
ada urutan pulsa dan, setidaknya, satu periode waktu variabel. Dalam tiga
dimensi, dua urutan waktu akan bervariasi. Dalam empat dimensi, tiga akan
bervariasi.
Ada banyak percobaan tersebut. Dalam satu, ini
interval waktu memungkinkan (antara lain) transfer magnetisasi antara inti dan,
oleh karena itu, deteksi jenis interaksi nuklir-nuklir yang memungkinkan untuk
transfer magnetisasi. Interaksi yang dapat dideteksi biasanya diklasifikasikan
menjadi dua macam. Ada melalui-ikatan interaksi dan melalui-ruang
interaksi, yang terakhir biasanya menjadi konsekuensi dari efek Overhauser nuklir . Percobaan dari
berbagai Overhauser nuklir dapat digunakan untuk menetapkan jarak antara
atom-atom, seperti misalnya dengan 2D-NMR FT
molekul dalam larutan.
Meskipun konsep dasar 2D FT-NMR diusulkan oleh Jean Jeener dari Free University of Brussels pada
Konferensi Internasional, ide ini sebagian besar dikembangkan oleh Richard Ernst yang memenangkan 1991 Nobel dalam Kimia untuk karyanya dalam FT
NMR, termasuk multi FT-NMR dimensi, dan terutama 2D-NMR FT molekul kecil. [8]
Multi-dimensi FT NMR eksperimen kemudian dikembangkan lebih lanjut menjadi
metodologi yang kuat untuk mempelajari biomolekul dalam larutan, khususnya
untuk penentuan struktur biopolimer seperti protein atau bahkan kecil asam nukleat . [9]
Kurt Wüthrich bersama (dengan John B. Fenn)
pada tahun 2002 Penghargaan Nobel dalam Kimia untuk
karyanya dalam protein FT NMR dalam
larutan.
Solid-state NMR spektroskopi
Teknik ini melengkapi kristalografi sinar-X dalam yang sering berlaku
untuk molekul dalam cairan atau kristal cair fase, sedangkan kristalografi, seperti
namanya, dilakukan pada molekul dalam padat fase. Meskipun resonansi magnetik nuklir digunakan untuk
mempelajari padat, luas atom-tingkat detail struktural molekul sangat menantang
untuk mendapatkan dalam keadaan padat. Ada sinyal sedikit oleh gerakan termal
rata-rata dalam keadaan padat, di mana molekul paling hanya dapat menjalani
getaran terbatas dan rotasi pada suhu kamar, masing-masing dalam lingkungan
elektronik yang sedikit berbeda, karena itu menunjukkan puncak penyerapan yang
berbeda NMR. Seperti variasi dalam lingkungan elektronik dari hasil inti
beresonansi dalam kabur dari spektrum diamati-yang sering hanya luas Gaussian
band untuk non-quadrupolar berputar di solid-sehingga membuat interpretasi
seperti " dipole "dan" pergeseran kimia anisotropi "(CSA)
memperluas spektrum baik sangat sulit atau tidak mungkin.
Profesor Raymond Andrew di Nottingham University di
Inggris mempelopori pengembangan resolusi tinggi solid-state resonansi magnetik nuklir
. Dia adalah yang pertama melaporkan pengenalan MAS (contoh sudut ajaib berputar; MASSA)
teknik yang memungkinkan dia untuk mencapai resolusi spektral dalam padatan
yang cukup untuk membedakan antara kelompok-kelompok kimia dengan baik
pergeseran kimia yang berbeda atau berbeda shift Ksatria . Dalam MASSA, sampel adalah
berputar pada beberapa kilohertz sekitar sebuah sumbu yang membuat apa yang
disebut sihir sudut θ m (yang
merupakan 54,74 ~ °, di mana cos θ m = 2 1 / 3)
sehubungan dengan arah medan magnet statis B 0; sebagai hasil
dari sihir sudut berputar sampel tersebut, pergeseran kimia anisotropi band
yang rata-rata rata-rata sesuai mereka (isotropik) kimia pergeseran nilai.
Ekspresi di atas melibatkan cos θ m 2 berawal pada
perhitungan yang memprediksi efek interaksi magnetik dipole untuk membatalkan
keluar untuk nilai spesifik dari m θ disebut sudut sihir.
Salah satu mencatat bahwa keselarasan yang benar dari sumbu rotasi sampel
sedekat mungkin untuk m θ adalah penting untuk membatalkan
keluar interaksi dwikutub yang kekuatannya untuk sudut cukup jauh dari m
θ biasanya lebih besar dari ~ 10 kHz untuk ikatan CH dalam padatan, misalnya, dan dengan
demikian lebih besar dari nilai CSA mereka.
Ada sudut yang berbeda untuk sampel berputar
relatif terhadap bidang diterapkan untuk rata-rata dari interaksi quadrupole
dan interaksi paramagnetik, Sejalan ~ 30,6 ° dan 70,1 ° ~
Sebuah konsep yang dikembangkan oleh Sven Hartmann
dan Erwin Hahn dipergunakan dalam mentransfer
magnetisasi dari proton ke inti kurang sensitif (dikenal sebagai
cross-polarisasi) oleh MG Gibby, Alex Pines dan John S. Waugh . Kemudian, Jake Schaefer dan Ed
Stejskal menunjukkan juga penggunaan kuat cross-polarisasi dalam kondisi MASSA
yang sekarang secara rutin digunakan untuk mendeteksi inti rendah kelimpahan
dan sensitivitas rendah.
Sensitivitas
Karena intensitas sinyal resonansi magnetik nuklir
dan, karenanya, sensitivitas dari teknik ini tergantung pada kekuatan medan
magnet teknik ini juga telah maju selama beberapa dekade dengan perkembangan
magnet yang lebih kuat. Kemajuan yang dibuat dalam teknologi audio-visual juga
meningkatkan sinyal-generasi dan pengolahan kemampuan instrumen baru.
Seperti disebutkan di atas, kepekaan sinyal
resonansi magnetik nuklir juga tergantung pada kehadiran sebuah studi
magnetis-nuklida rentan dan, karenanya, baik pada kelimpahan alam nuklida atau
pada kemampuan pencoba untuk artifisial memperkaya molekul, di bawah , dengan
nuklida tersebut. Isotop yang paling berlimpah alami hidrogen dan fosfor
(misalnya) keduanya magnetis rentan dan mudah berguna untuk spektroskopi
resonansi magnetik nuklir. Sebaliknya, karbon dan nitrogen memiliki isotop yang
berguna tetapi yang terjadi hanya dalam kelimpahan alam yang sangat rendah.
Keterbatasan lainnya pada sensitivitas timbul dari
sifat kuantum mekanik dari fenomena tersebut. Untuk keadaan kuantum dipisahkan
oleh energi yang setara dengan frekuensi radio, energi panas dari lingkungan
menyebabkan penduduk di negara-negara untuk menjadi dekat dengan sama. Karena
radiasi yang masuk sama mungkin menyebabkan emisi terstimulasi (transisi dari
atas ke negara yang lebih rendah) sebagai penyerapan, efek NMR tergantung pada
kelebihan inti di negara-negara yang lebih rendah. Beberapa faktor yang dapat
mengurangi sensitivitas, termasuk
- Peningkatan temperatur, yang GENAP keluar penduduk negara. Sebaliknya, NMR suhu rendah kadang-kadang dapat menghasilkan hasil yang lebih baik daripada suhu ruang NMR, memberikan sampel tetap cair.
- Saturasi dari sampel dengan energi diterapkan pada frekuensi radio resonan. Hal ini memanifestasikan di kedua CW dan berdenyut NMR, dalam kasus pertama (CW) ini terjadi dengan menggunakan terlalu banyak kekuasaan terus menerus yang membuat tingkat putaran atas sepenuhnya dihuni, dalam kasus kedua (berdenyut), pulsa masing-masing (yang setidaknya 90 ° pulsa) daun sampel jenuh, dan 4-5 kali (longitudinal) waktu relaksasi (5 T 1) harus lulus sebelum pulsa berikutnya atau urutan pulsa dapat diterapkan. Untuk percobaan tunggal pulsa, pulsa RF pendek yang ujung magnetisasi oleh kurang dari 90 ° dapat digunakan, yang kehilangan beberapa intensitas sinyal, tetapi memungkinkan untuk penundaan daur ulang lebih pendek. Di sana optimal disebut sudut Ernst, setelah pemenang nobel. Terutama di NMR keadaan padat, atau dalam sampel dengan inti sangat sedikit dengan berputar> 0, (berlian dengan 1% alami Karbon-13 ini terutama bermasalah di sini) waktu relaksasi dapat memanjang pada kisaran jam, sedangkan untuk proton- NMR mereka lebih pada kisaran satu detik.
- Non-magnetik efek, seperti listrik- quadrupole kopling spin-1 dan spin-3 / 2 inti dengan lingkungan lokal mereka, yang memperluas dan melemahkan puncak serapan. N , inti berputar-1 berlimpah, sulit untuk belajar karena alasan ini. NMR resolusi tinggi daripada molekul probe menggunakan jarang N isotop, yang memiliki berputar-1 / 2.
Contoh penggunaan NMR dalam bidang :
Kedokteran
Penerapan resonansi magnetik nuklir paling dikenal
masyarakat umum adalah pencitraan resonansi magnetik untuk
diagnosis medis dan mikroskop resonansi magnetik dalam
pengaturan penelitian, bagaimanapun, juga banyak digunakan dalam penelitian
kimia, terutama dalam spektroskopi NMR seperti RMI proton , karbon-13 NMR , NMR deuterium dan fosfor-31
NMR. Informasi biokimia juga dapat diperoleh dari jaringan hidup (misalnya
manusia otak tumor ) dengan teknik yang dikenal sebagai dalam spektroskopi resonansi magnetik
vivo atau kimia
Mikroskopi pergeseran NMR .
Studi ini dimungkinkan karena inti dikelilingi oleh
elektron mengorbit, yang dibebankan partikel yang menghasilkan kecil, medan
magnet lokal yang menambah atau mengurangi dari medan magnet eksternal, dan
sebagian akan melindungi inti. Jumlah perisai tergantung pada lingkungan lokal
yang tepat. Sebagai contoh, hidrogen terikat pada sebuah oksigen akan terlindung berbeda dari hidrogen terikat pada
atom karbon. Selain itu, dua inti hidrogen dapat berinteraksi melalui proses
yang dikenal sebagai spin-kopling berputar , jika mereka berada
di molekul yang sama, yang akan membagi baris spektrum dengan cara dikenali.
Sebagai salah satu dari dua teknik spektroskopi
utama yang digunakan dalam metabolomik , NMR digunakan untuk menghasilkan
sidik jari metabolisme dari cairan biologis untuk mendapatkan informasi tentang
keadaan penyakit atau penghinaan beracun.
Kimia
Dengan mempelajari spektrum puncak resonansi
magnetik nuklir, ahli kimia dapat menentukan struktur senyawa banyak. Ini bisa
menjadi teknik yang sangat selektif, membedakan antara banyak atom dalam
molekul atau kumpulan molekul dari jenis yang sama tetapi yang berbeda hanya
dalam hal lingkungan kimia lokal mereka. Lihat artikel tentang karbon-13 NMR dan NMR proton untuk diskusi rinci.
Dengan mempelajari T 2 *
informasi, seorang ahli kimia dapat menentukan identitas suatu senyawa dengan
membandingkan nuklir frekuensi yang diamati dengan frekuensi presesi dikenal.
Data struktur lebih lanjut dapat dijelaskan dengan mengamati spin-kopling
berputar, suatu proses dimana frekuensi presesi inti dapat dipengaruhi oleh
transfer magnetisasi dari inti dekatnya. Kopling spin-berputar ini paling
sering diamati di NMR yang melibatkan isotop umum, seperti Hidrogen-1 (1
H NMR).
H NMR).
Karena skala waktu resonansi magnetik nuklir
agak lambat, dibandingkan dengan metode spektroskopi lainnya, mengubah suhu T
2 * percobaan juga dapat memberikan informasi tentang reaksi cepat,
seperti penataan ulang Cope atau tentang dinamika
struktural, seperti cincin-membalik dalam sikloheksana . Pada suhu yang cukup rendah,
pembedaan bisa dibuat antara atom hidrogen aksial dan ekuatorial dalam
sikloheksana.
Sebuah contoh dari resonansi magnetik nuklir yang
digunakan dalam penentuan struktur adalah bahwa dari Buckminsterfullerene (sering disebut
"bulky balls", komposisi C 60). Bentuk kini terkenal
karbon memiliki atom karbon 60 membentuk bola. Atom karbon dalam lingkungan
semua identik dan sehingga harus melihat bidang internal yang sama H.
Sayangnya, Buckminsterfullerene tidak mengandung hidrogen dan sebagainya 13
C resonansi magnetik nuklir harus digunakan. 13
C spektrum membutuhkan waktu akuisisi lama karena karbon-13 tidak isotop karbon yang umum (seperti hidrogen, di mana 1
H adalah isotop umum). Namun, pada tahun 1990 spektrum diperoleh oleh R. Taylor dan rekan kerja di Universitas Sussex dan ditemukan mengandung puncak tunggal, menegaskan struktur yang tidak biasa Buckminsterfullerene. [11]
C resonansi magnetik nuklir harus digunakan. 13
C spektrum membutuhkan waktu akuisisi lama karena karbon-13 tidak isotop karbon yang umum (seperti hidrogen, di mana 1
H adalah isotop umum). Namun, pada tahun 1990 spektrum diperoleh oleh R. Taylor dan rekan kerja di Universitas Sussex dan ditemukan mengandung puncak tunggal, menegaskan struktur yang tidak biasa Buckminsterfullerene. [11]
pengujian Non-destruktif
Resonansi magnetik nuklir sangat berguna untuk
menganalisis sampel non-destruktif. Gelombang radio dan medan magnet statis
mudah menembus berbagai jenis materi dan sesuatu yang tidak inheren feromagnetik . Sebagai contoh, berbagai sampel
biologis mahal, seperti asam nukleat , termasuk RNA dan DNA , atau protein , dapat dipelajari dengan menggunakan resonansi
magnetik nuklir selama beberapa minggu atau bulan sebelum menggunakan
eksperimen biokimia destruktif. Hal ini juga membuat resonansi magnetik nuklir
pilihan yang baik untuk menganalisis sampel berbahaya.
Perolehan Informasi Dinamis
Selain memberikan informasi statis pada molekul
dengan menentukan struktur 3D mereka dalam larutan, salah satu keuntungan luar
biasa dari NMR selama kristalografi sinar-X adalah bahwa hal itu
dapat digunakan untuk memperoleh informasi dinamis penting termasuk gerak frekuensi
rendah kolektif dalam protein dan DNA , misalnya dalam sistem +-kalmodulin
Ca 2. [12]
Gerak frekuensi rendah internal di biomakromolekul dan fungsi biologis yang
telah dibahas oleh Chou.
Data Akuisisi Di Industri Perminyakan
Lain digunakan untuk resonansi magnetik nuklir
adalah data akuisisi di industri perminyakan untuk minyak bumi dan gas alam eksplorasi dan pemulihan. Sebuah lubang yang dibor ke dalam batuan sedimen dan strata di mana
nuklir resonansi magnetik peralatan logging diturunkan. Analisis resonansi
magnetik nuklir dari lubang bor ini digunakan untuk mengukur porositas batuan,
permeabilitas memperkirakan dari distribusi ukuran pori dan mengidentifikasi
cairan pori (air, minyak dan gas). Instrumen ini biasanya bidang rendah NMR spektrometer.
Arus Probe Untuk Spektroskopi NMR
Baru-baru ini, aplikasi real-time NMR di media cair
telah dikembangkan menggunakan probe yang dirancang khusus aliran (aliran
majelis sel) yang dapat menggantikan tabung probe standar. Hal ini memungkinkan
teknik yang dapat menggabungkan penggunaan kinerja kromatografi cairan yang
tinggi (HPLC) atau perangkat sampel pengenalan aliran kontinu. [14]
Kontrol Proses
NMR kini telah memasuki arena real-time proses kontrol dan optimasi proses di kilang minyak dan petrokimia tanaman. Dua jenis analisis NMR yang digunakan
untuk memberikan analisis real time feed dan produk dalam rangka untuk
mengontrol dan mengoptimalkan operasi unit. Waktu-domain NMR (TD-NMR)
spektrometer operasi di lapangan rendah (2-20 MHz untuk 1
H ) hasil peluruhan induksi bebas data yang dapat digunakan untuk menentukan absolut hidrogen nilai konten, rheologi informasi, dan komposisi komponen. Spektrometer ini digunakan dalam pertambangan , polimer produksi, kosmetik dan manufaktur makanan serta batubara analisis. Resolusi tinggi FT-NMR spektrometer beroperasi di rentang 60 MHz dengan sistem terlindung magnet permanen menghasilkan resolusi tinggi 1
H NMR spektra kilang dan petrokimia sungai. Variasi diamati pada spektrum ini dengan perubahan sifat fisik dan kimia dimodelkan menggunakan kemometrika untuk menghasilkan prediksi pada sampel yang tidak diketahui. Hasil prediksi disediakan untuk mengontrol sistem melalui output analog atau digital dari spektrometer.
H ) hasil peluruhan induksi bebas data yang dapat digunakan untuk menentukan absolut hidrogen nilai konten, rheologi informasi, dan komposisi komponen. Spektrometer ini digunakan dalam pertambangan , polimer produksi, kosmetik dan manufaktur makanan serta batubara analisis. Resolusi tinggi FT-NMR spektrometer beroperasi di rentang 60 MHz dengan sistem terlindung magnet permanen menghasilkan resolusi tinggi 1
H NMR spektra kilang dan petrokimia sungai. Variasi diamati pada spektrum ini dengan perubahan sifat fisik dan kimia dimodelkan menggunakan kemometrika untuk menghasilkan prediksi pada sampel yang tidak diketahui. Hasil prediksi disediakan untuk mengontrol sistem melalui output analog atau digital dari spektrometer.
Quantum komputasi
NMR komputasi kuantum menggunakan berputar negara bagian molekul sebagai qubit . NMR berbeda dari implementasi lain dari komputer
kuantum dalam yang menggunakan ensemble dari sistem, dalam hal ini molekul
kasus.
Magnetometer
Berbagai magnetometer menggunakan efek NMR untuk
mengukur medan magnet, termasuk presesi proton magnetometer (PPM) (juga dikenal
sebagai magnetometer proton ), dan magnetometer Overhauser . Lihat juga NMR lapangan Bumi .
1 komentar:
terimakasih, ini sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas
Posting Komentar